Investor – Kenal sama Robert Kiyosaki ? kalau gak kenal berarti sama dengan saya ehehehe, saya juga gak kenal, hanya kenal beliau lewat buku bukunya yang sampai sekarang masih saja membuat penasaran untuk menerapkannya meskipun ternyata tidak mudah pelaksanaanya. Buku Robert Kiyosaki yang pertama saya baca saat masih kuliah adalah “Rich Dad Poor Dad” yang di publish diawal tahun 1997 an dan jujur saja setiap melihat sampulnya di rak buku kayak ada yang berbisik ditelinga “Hei, udah umur berapa sekarang ? udah investasi belum?” (begidik) :).
BacaJuga: Apakah Harga Emas Hari Ini Menguntungkan
Pertanyaan yang mungkin saat ini baru bisa saya jawab separuh, yang sebenarnya kalau disamakan dengan teori yang ada di Buku tersebut gak sampai 20 halaman ehehhe. Kembali ke buku lagi, manusia dalam Rich Dad Poor Dad digolongkan dalam 4 kuadran yaitu; Kuadran E (Employee), Kuadran SE (Self Employee), Kuadran B (Business) dan terakhir Kuadran I (Investor). Berdasarkan proses dan pola untuk mendapatkan revenue ekonomi. Dan untuk hasilnya hampir ditarik kesimpulan bahwa, mindset anak yang memiliki orang tua kaya akan menjadi kaya dan anak yang memiliki orang tua miskin akan selalu miskin , menurut Saya itu tidak selalu benar, jadi apa yang benar ? yang benar adalah apa yang sedang kita pikirkan.
Pola pikir Investor adalah berpikiran kaya (maju) tidak memandang background kita dari mana tentunya jalan akan terbentuk sendiri, begitu juga jika kita berpikiran sempit (miskin) mau dimodalin gede sama ortu gak akan jadi jadi juga bisnisnya.
Itulah yang membuat saya sedih, iya sedih ? kenapa ? karena terkadang masih banyak mindset masyarakat kita yang sempit. Pola “nriman” (baca; menerima apa adanya) masih sengat kental, bukan berarti hal yang buruk tapi satu sisi kita harus tau kapan dan dimana memakai pola “nriman” ini. Itu yang membuat saya selalu yakin, bahwa yang membuat perbedaan dalam diri setiap manusia itu adalah “besar kecilnya kekuatan keinginan”.
BacaJuga: Mengapa Harus Berinvestasi Di Properti
Saya anggap kawan kawan Sudah baca bukunya, kalau belum bisa download gratis ebook versi Indonesianya disini. Dalam Rich Dad Poor Dad, dari dari 4 kuadran tersebut, Kuadran I (Investor) lah yang dijagokan untuk membuat orang kaya semakin kaya. Bukan berarti seorang karyawan (Employee) tidak bisa kaya, atau misal seorang yang menjadi Dokter (Sel Employee) juga tidak bisa kaya. Apalagi seorang yang memiliki usaha (Business) dimana usahanya sudah bergerak sendiri ditopang oleh banyak karyawan tentunya mereka bisa meraih kekayaan kan. Terus apa bedanya dengan pola pikir seorang yang melakukan investasi (Investor).
Perbedaan menyolok dari 3 Kuadran tadi dengan Kuadran I (Investor) adalah cara pandang mengenai sebuah Aset (Asset) dan Liabilitas (Liability). Punya Apartement bagus akan menjadi Aset jika kita kerja sama dengan Managament Service meskipun itu masih kredit, tapi akan menjadi Hutang yang akan membebani kita jika memilih untuk menjadikannya tempat tinggal saja. Memiliki mobil mewah akan menjadi Aset saat kita join dengan Uber atau Grab Car yang lagi trend saat ini. Dan akan menjadi sebuah Hutang saat kita hanya memakainya dari rumah kekantor ataupun sekedar buat jalan jalan bersama keluarga. Aset akan menambah harta kita sedangkan sedangkan Liabilitas/hutang akan mengurangi harta kita, pola pikir simple sebenarnya tapi tak sesederhana itu dalam melaksanakannya.
Dan itupun tak berarti saya menyuruh kawan kawan berhenti di pekerjaan sekarang ya, tapi mulailah untuk berpikir merubah atau minimal menggeser letak kuadran kalian sekarang. Mulailah dari hal kecil, kecil itu baik karena semakin besar kuadran kita kita membutuhkan stamina yang lebih, karena itu memulai dengan yang kecil ibarat sebagai bentuk latihan. Yang masih menjadi pekerja (Employee) bolehlah sekarang menawarkan skillnya , misal yang menjadi design grafis agency komunikasi pemasaran bisa mulai menjadi freelance lewat projects.co.id untuk bisa mendapatkan hasil tambahan, yang sudah menjadi profesional misal fotografer yang selama ini mobile, coba bikin studio fotografi sendiri, mencoba berinvestasi ke perlengkapan studio fotografi tak ada salahnya. Dan yang sudah memiliki bisnis sendiri tak ada salahnya juga mencoba menyisihkan sedikit hartanya untuk berinvestasi.
Semuanya tergantung pola pikir kita, bergerak maju atau melambat kecepatannya tergantung diri kita sendiri. Tergantung bagaimana kita berpikir saat ini, sebagai employee, sebagai self employee , sebagai business owner atau sebagai investor. Saya akan senang sekali jika ada kawan kawan yang mempunyai pemikiran berbeda, kita bisa berdiskusi dalam komentar ya.
BacaJuga: Kumpulan Artikel Pengembangan UKM Indonesia
Salam Digitizer,