Teknologi Internet – Sejak penemuan Internet oleh Leonard Kleinrock pada 29 Oktober 1969 melalui program yang digagas oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat dalam proyek ARPANET(Advanced Reasearch Agency Network), Teknologi Internet telah merubah dunia sedemikian cepatnya. Tidak ada bidang yang tak tersentuh oleh Teknologi Internet saat ini.
Dunia pendidikan telah berevolusi sedemikian cepatnya sejak saat itu, baik dalam pendidikan formal maupun informal. Pendidikan formal sendiri memiliki dua jalur, yaitu Akademik dan Vokasional. Secara umum Jalur Akademik adalah jalur pendidikan tinggi yang menyiapkan mahasiswa menjadi lulusan yang mampu memahami dan mengembangkan ilmu dan pengetahuan yang ditekuni. Sedangkan Jalur Vokasi adalah adalah jalur pendidikan yang mempersiapkan mahasiswa menjadi lulusan yang siap bekerja di dunia usaha maupun organisasi sesuai dengan bidang keahlian yang ditekuninya. Pendidikan jalur vokasional lebih menitikberatkan proses pembelajaran pada praktikum. Praktikum mencakup minimal 55% dari total SKS yang harus ditempuh. Jalur akademik ditawarkan oleh perguruan tinggi dengan bentuk Universitas, Sekolah Tinggi dan Institut. Politeknik dan Akademi tidak menyelenggarakan pendidikan jalur akademik, namun fokus pada jalur vokasional. Penulis merupakan pengajar pada perguruan tinggi vokasional
Kampus vokasi dimana penulis mengajar, tidak hanya mendorong pemenuhan konsep link and match dengan dunia industri. Namun juga berusaha mempersiapkan mahasiswanya untuk siap membentuk lapangan kerja dengan keahliannya. Menjadi entrepreneur itu tidak sesulit yang dibayangkan jika kita punya ide dan kemauan yang kuat.
Pada prodi Teknik Komputer, salah satu upaya pengajar adalah menstimulus siswa untuk bisa membuat Start Up yang dikelola dengan baik. Pengajar dari lintas praktisi dilibatkan untuk memberi masukan dan tutorial mengenai berbagai hal yang bisa menambah wawasan para peserta didik. Membuat Start Up menjadi salah satu tugas kuliah yang terintegrasi dengan mata kuliah terkait. Maka, tentu saja baik peserta didik maupun dosen menjadi termotivasi untuk meng-update pengetahuan tentang pembuatan dan pengelolaan Star Up. Why Start Up? Penulis akan menyajikan alasannya di kesempatan berikutnya.
Sifatnya yang vokasional mengharuskan suatu kampus vokasi sedapat mungkin juga mengusahakan terwujudnya Link and Match dengan dunia industri. Jika kondisi tersebut tidak tercapai, maka akan banyak lulusannya yang tidak terserap industri. Link and match ini dapat terwujud dengan berbagai cara. Beberapa di antaranya adalah pengadaan kegiatan Magang dan Praktek Kerja Lapangan(PKL) di dunia industri. Oleh karena itu, informasi yang berkait dengan hal tersebut sangatlah diperlukan oleh kampus.

Informasi mengenai perkembangan terbaru tehnologi di dunia usaha dan industri merupakan sesuatu yang sedapat mungkin di-update oleh kampus. Menghasilkan tenaga trampil yang siap pakai, bukan hanya siap latih, adalah salah satu tujuan utama pendidikan vokasional. Hal ini untuk mengantisipasi kegamangan mahasiswa ketika terjun pertama kali dalam dunia kerja pada masa magang atau PKL. Di saat yang sama, tersedianya tenaga terampil siap pakai tersebut juga melegakan industri yang menerima magang atau PKL, dikarenakan mahasiswa dapat langsung berkontribusi sesuai kemampuan yang didapatnya di kampus terhadap sistem kerja industri dimana dia ditempatkan.
Selain dari informasi perkembangan tehnologi dari dunia usaha, tentu saja kampus vokasional memerlukan informasi lowongan kerja juga dari dunia tersebut. Banyak pelaku bisnis maupun industri yang menggunakan internet untuk menyebarkan informasi lowongan pekerjaan. Maka tentu saja kampus vokasional memerlukan update informasi seperti itu untuk membantu para mahasiswanya mendapat pekerjaan sebelum mereka lulus. Pada saat yang sama kampus vokasional menggunakan media website yang dimilikinya untuk memberitakan informasi lowongan kerja yang didapatnya kepada para mahasiswanya sendiri.
Kampus vokasi dimana penulis bekerja juga menyebarkan informasi mengenai kegiatan-kegiatannya yang berhubungan dengan dharma kedua, penelitian dan pengembangan , dan dharma ketiga, pengabdian pada masyarakat, pada dunia industri dan masyarakat umum. Cara paling efektif tentu saja melalui website institusi, selain melalui berbagai jaringan social media di internet.
Kebutuhan yang unik yang mungkin tidak dimiliki oleh kampus non vokasional dalam pemanfaatan teknologi internet adalah kenyataan bahwa, sebagian besar(jika kampus itu ingin meningkatkan kondisi Link and Match dengan dunia industri) dosen pengajarnya adalah juga seorang praktisi dari industri yang sesuai dengan bidang ajarnya. Pengajar terbaik bagi kampus vokasional adalah pengajar dari dunia praktisi. Hal tersebut dikarenakan para pengajar tersebut telah mengetahui seluk-beluk penerapan ilmu yang diajarkannya, di lapangan secara nyata di industry dimana dia bekerja atau berusaha. Kampus vokasional umumnya memiliki Team Teaching yang tugasnya membantu menyusun dan menyiapkan materi ajar vokasional yang sesuai kurikulum yang dibuat kampus.
Menurut rangking Scopus(World University Ranking), Indonesia memiliki score 126. Sedikit di atas Vietnam dan Srilangka. Masih dibawah Singapore, Malaysia, Filipina dan Thailand di Asia. Belum ada kampus Indonesia yang masuk peringkat 500 besar Webometric. Sementara Singapore, Thailand dan Malaysia telah menempatkan beberapa kampusnya di atas rangking tersebut.
Terlepas dari hal-hal yang mungkin dapat diperdebatkan dari informasi tersebut, setidaknya rangking tersebut dapat menjadi cermin untuk dunia akademik, termasuk pendidikan vokasi, untuk makin berbenah diri. Tidak perlu jauh jauh menuju rangking dunia. Cukuplah dulu siap menghadapi berlakunya Asean Economic Community (AEC,MAE, Masyarakat Ekonomi Asean). Kesiapan tenaga kerja yang memadai baik dari sisi skill, etos kerja, dedikasi, maupun attitude adalah kebutuhan mendesak untuk bisa bertahan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.