Tulisan ini hanya berupa sharing apa yang selama ini saya jalani, melanglang di dunia persilatan entrepreneur atau ber-wirausaha. Hehehe 🙂 Ketika sudah memenuhi cita-cita atau tuntutan keluarga lulus dari sebuah Perguruan Tinggi, kebanyakan Orang Tua akan seneng Putera/Puterinya menjadi Pegawai. Setiap pagi bangun tidur, baju rapi, bila perlu pakai dasi, hehehe…. Bergaji besar, berkedudukan di perusahaan.
Entrepreneur – Apa yang saya jalani ??
Yeahh… lulus dari 2 Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya jurusan Teknik Mesin & Akuntansi (ga nyambung yaa), saat itu saya memilih melamar pekerjaan di beberapa perusahaan di Surabaya & Gresik. Alhamdulillah… diterima menjadi Staff Produksi di Pabrik Kayu. 10 tahun bukanlah waktu yang pendek, bekerja di Perusahaan ini, sambil belajar tentunya. Belajar tentang apa?? Tentang segala hal, Manajemen, Leadership, Produksi, dll. Perusahaan tempat saya bekerja ini salah satu Anak Perusahaan dari Grup Perusahaan Otomotif terbesar di negeri ini. So….. ilmu & pengalaman cukup banyak yang saya dapatkan, cukup lama juga yang pasti, iya 10 tahun!! bro/sis.
- Fase kehidupan berikutnya adalah Fase Menegangkan 😀
Saya ‘meluluskan diri’ dari Perusahaan yang sudah saya naungi selama 10 tahun. Saya berpindah kuadran, menjadi Pengusaha. Kayaknya sih keren. Bidang usaha yang diambil adalah Trading & Eksport kecil-kecilan hasil tambang. Bersama dengan teman dan saudara, saya mencoba insert ke dalam perusahaan yang sudah berjalan 3 tahun. Titik eksplorasi tambang saat itu di Jawa Timur & Nusa Tenggara Timur (NTT).
Alhamdulillah baru berjalan hampir 3 tahun saya di perusahaan ini, kemudian Bangkrut.
Mencoba bertahan di kuadran ini, berganti haluan…. Mainan Kapal, Cargo dan Trading Hasil Kebun. Mulailah menapak dan ngumpulin pundi-pundi rupiah. Baru berjalan hampir 2 tahun, kembali cerita menyedihkan. Duit Project Transpotter (Bukan Film ya :D), dibawa lari Pemberi Project, saat itu Perusahaan kami sebagai tangan ke-2. Berapa nilai dana yang dibawa lari?? Saat itu senilai 2 Milyar kurang sedikit x_x. Berapa kira-kira kalau dikonversi terhadap Nilai Mata Uang saat ini. Hehehe… banyaklah, ga perlu dihitung. Biar ga kayak sinetron, saya ga akan cerita panjang lebar solve’nya Fase ini. Yang pasti saat itu memang Fase Galau tingkat Dewa. Alhamdulillah…. masih diberikan ‘jalan’ olehNYA.
BacaJuga: Peluang Usaha Untuk Mahasiswa
-
Selalu ada jalan, selama kita mau berusaha.
-
High business, high risk.
-
Integritas & kredibilitas adalah utama saat berbisnis. Pertahankan…
3 hal diatas menjadi kesimpulan saya dari kejadian & perjalanan memulai berwirausaha
Sesuatu yang BESAR berawal dari kecil. Berawal 2011 ,dari ide seorang teman untuk membeli franchise bebek goreng dari Jakarta, lahirlah Bebek Pak JOSS. Hanya dengan latar belakang pemikiran, Bebek Goreng adalah Makanan Khas Surabaya, dan Orang Tua ada usaha catering.
- STARTING
IDE SEGERA ACTION (Entrepreneur)
Memulai dengan Konsep Bisnis ‘Gerobak Keliling’ perumahan, ditambah dengan ‘jingle’ dan Menu pembeda yaitu Bebek Telor Asin. Dengan modal awal 5 juta. Setelah trial produk bareng ortu, langsung jualan.
- Gerobak Keliling
Jualan bebek goreng di Surabaya, mayoritas mangkal, ada warungnya. Nekat keliling perumahan.
- Jingle (‘are u hungry ?’ Kwek..kwek..kwek..)
Begitulah suara/bunyi2an jingle gerobak Bebek Pak JOSS di awal. Kenapa harus dengan bunyi2an? Indera Telinga kita sejak kecil terbiasa dengan semua pedangang makanan keliling perumahan identik dengan ‘bunyi2an’.
Tee…Sate… ( Sate); Puuuuooor.. (Tahu Campur); Thek..Thek… (Tahu Tek).
- Bebek Telor Asin
Mayoritas menu bebek goreng di Surabaya adalah bebek digoreng kemudian dikasih bumbu kuning & sambal. Terkadang ada serundeng juga. Karena pingin beda, lahirlah Menu Bebek Telor Asin, Bebek digoreng kemudian disiram Saos Telor Asin. Dengan modal 3 hal diatas, mulailah lika-liku perjalanan Bebek Pak JOSS.
- PROFITING
Bisnis yang dimulai tak harus langsung sempurna, yang penting jalan dulu sambil disempurnakan. Profiting adalah menjadi syarat utama.
CASH FLOW = DARAH
Bisnis yang dimulai harus menghasilkan profit. Umumnya entrepreneur / UKM jualan takut kemahalan, yang penting ada selisih dari modal langsung bungkus. 😀 Dari 1 gerobak keliling tadi sampai melahirkan 2 gerobak berikutnya. Bisnis recehan ternyata ga kalah dengan perjalanan bisnis sebelumnya, yang pasti lebih tenang menjalani. Recehan demi recehan…. Alhamdulillah
BacaJuga: Bagaimana Menyusun Digital Marketing Plan
- SYSTEMIZING
Sekecil apapun bisnis kita, tetap harus ada sistemnya. Sistem belanja, sistem pemasaran, sistem produksi, sistem keuangan. Biasanya memulai usaha, pengusahanya merangkap banyak jabatan, Staff Penjualan, Staff Pembelian, Direktur Keuangan, Direktur Pemasaran sampe Cleaning Service. Dobel-dobel jabatannya…. Gajinya belum tentu dobel, tidurnya hanya 3-4 jam bisa jadi :D. Sistem di awal tak harus langsung bagus/sempurna, jalani saja yang sudah dibuat, eveluasi secara kontinyu, buat perbaikan-perbaikan. Suatu saat bisnis jadi BESAR, ini akan jadi SOP (Standar Operasional Prosedur).
- MULTIPLYING
Akibat sering ikut seminar, pelatihan dan kenal banyak Pengusaha sukses, yang sudah lebih duluan, akhirnya mulailah ‘penggalauan bertingkat’ :D. Nekat buka warung pertama. Berpindah dari Gerobakan menjadi Warung. Fuiihh… Begitu berubah menjadi wujud Warung, sistem banyak berubah dan harus diubah. Baru 8 bulan buka Warung pertama, nekat lagi… Bonek kali yaa :D. Buka Cabang ke-2 langsung di Kota Bandung. Tentunya ada latar belakangnya, bukan cari hawa lebih sejuk dari Surabaya lhoo..
Dalam perjalanan Bebek Pak JOSS selama gerobakan, masih ada Fase Jualan ‘On Line’ hingga menjangkau 35 kota di Indonesia. Bandung menjadi salah satu market yang terbentuk dari fase ini. Alhamdulillah… saat ini sudah ada 2 outlet di Surabaya dan 1 outlet di Bandung. Multiplying, adalah fase buka-buka cabang.
- ESTABLISH & DEVELOPING
Bisnis itu seperti halnya Pelari Maraton, bukan Pelari Sprint. Butuh ketahanan dalam menjalani prosesnya, tak ada yang instan (kecuali Kopi & Mie :D). Begitu sudah menjalani lika-liku, bertarung di dunia persilatan wirausaha, mulailah bisnis baru terihat hasilnya. Cabangnya banyak, karyawannya banyak, omsetnya berharap sama banyaknya, hehehe….
Continous Improvement , salah satu filosofi Perusahaan dimana saya bekerja dulu. Harus terus melakukan ‘develop’, baik itu Produknya, Pemasarannya, SDMnya sampai Mimpi2nya.
- DIVERSIFIKASI
Saat bisnis pertama sudah jalan dengan 5 tahap diatas, umunya Pengusahanya mulai pingin punya mainan baru. Bisnisnya menjadi besar dengan unit-unit bisnis yang lain, property misalnya.
MENTAL ENTREPRENEUR – YAKIN
BacaJuga: Apa Yang Dibutuhkan UKM Indonesia Untuk Sukses
Menjalani bisnis butuh YAKIN, Yakin terhadap Kebesaran Allah Yang Maha Kaya. Lha kalau pengusahanya aja kagak Yakin, terus siapa yang harus Yakin duluan. Hehehe…
- KREATIF & INOVATIF, Perlu mengasah Apa yang sudah diberikan Allah SWT, Akal & Pikiran untuk terus berkreasi dan berinovasi. Perlu latihan dan jam terbang, belajarnya bisa dimana saja. Mental ini termasuk Wujud dari Rasa Syukur pada Allah SWT diberikan Akal, Pikiran & Indera
- FOKUS, Fokus menjadi kekuatan dan mental yang penting. Banyak start up yang kurang focus, bisnisnya gonta-ganti, jualannya gonta-ganti tanpa ada hasil evaluasi dari bisnis sebelumnya.
- BERPROSES, Menikmati proses lika-liku dari perjalanan bisnis menjadi mental yang utama dalam memperjuangkan bisnis itu sendiri. Kebanyakan start up begitu buka pinginnya bisnisnya langsung ramai, langsung laris, langsung males-malesan dan kemudian tutup. :D. Tak ada yang instan dalam membangun bisnis, semuanya butuh berproses termasuk saat naik kelas. (Gerobak ke Warung, 1 cabang ke 3 cabang)
- BERSOSIALISASI, Entrepreneur harus memiliki mental bersosialisasi, berkomunitas. Lha kalau ga punya teman, mau jualan kemana. Start up umumnya memasarkan produknya ke teman, saudara, calon mertua (klo punya, hehehe..)
- IMAJINATIF, Imajinatif ini mental yang diperlukan Entrepreneur untuk membuat lompatan-lompatan. Terkadang beberapa pemilik usaha, cara berpikirnya bukan linier, nyeleneh tepatnya. Masak bikin Bebek dikasih Keju Mozzarella.
- BERMANFAAT, Mental ‘bermanfaat’ menjadi pondasi bisnis, bisnis harus bermanfaat buat banyak orang (karyawan, supplier, pelanggan, dll). Mental ini harus dicantumkan dalam VISI Usaha.
Semoga bermanfaat,